Dulu, terlihat saya tak bisa berpuisi. Sekarang apalagi. namun, puisi bukan menyoal tentang bagus dan tidaknya; melainkan ada yang ingin kita sampaikan pada dunia. Inilah inisiatif saya menulis puisi, kumpulan puisi 2007 ini hanya beberapa saja yang dapat saya posting di weblog ini.
Kumpulan puisi yang dikasih judul, "Pesan dari Kampung". Ada banyak kumpulan puisi saya yang nggan diterbitkan secara cetak. Karena, ya itu tadi, puisi saya jelek semua. hahaha
Hilang
suara parau itu mati juga
bosan aku terus berteriak lantang
tak didengar meski itu meneriaki ketulianmu
kesal aku melemparkan kepalan tangan ke angkasa
yang berbalas letupan-letupan senapan
dengan gagah perkasa
akhirnya, suaraku makin parau; tak terdengar
di tengah-tengah genjlong yang mengguncang dunia maya
bahkan dengan pekik histeris pun tak kunjung membuka lem perekat
di telinga kiri dan kananmu yang tuli dan tak mendengar
suara parauku sekarang tak pernah terdengar berteriak-teriak
mungkin, telah mati diterjang peluru panas yang mengganas
innalillahi wa inna ilaihi raaji'un!!!
suara perjuanganku kini tengah duduk di sisi tuhan
2007
tempatku di sini
tempatku di sini
lahir dan mati
tak kan kutinggalkan
kendati kekumuhan menghantui
tempatku di sini
berkeluarga dan beranak pinak
menuliskan tinta takdir kehidupan
yang berjibun ketidakpastian
gerangan kuhampiri wajah jijikmu
kusemburkan ludah bau
dan kulepaskan kepalan tinju
karena aku hanya akan terus menetap
hidup di sini dan mati pun aku mau di sini
di kampung tempatku berdendang teduh
yang pancari hidup dengan cahaya ke seluruh tubuh yang ringkih
seringkih tiang dari bambu kuning!
2007
Pesan dari Kampung
aku mulai membosani tingkah polah
yang datang bertubi dari ketakmanusiawian diri
kepulan asap dari dapur, hanya kepulan kesedihan
pembunuh kepercayaan
kata-katamu hanya disimpan di bawah bantal
yang tebarkan harum pesona
wajahmu jernih tak sejernih hati
hingga aku menolak buncahkan kata
yang berjibun kekaguman
kau tersenyum,
aku ketus tersenyum dalam hati
kau melambaikan tangan,
aku kepalkan tangan kebencian dibelakangmu
kau sorotkan pandang kebahagiaan,
aku tersedu-sedu seminggu setelah kunjunganmu itu berlalu
pesanku ternyata tak kau baca!
2007
Surau Kotor
kotoran hidup jengahi tuhan
atap genteng dari keringat kemunafikan,
menghisap ketulusikhlasan;
tembikar dari penghisapan kaum miskin
tak dikehendaki tuhan. korupsi!
2007
Lelah pada Hidup
terkungkung jiwa dan rasaku
menukik aku ke dasar alam bawah sadar
namun tak kutemukan secuil pun
kebebasan rasa
aku hanya lilitkan kelelahan rasa
di kedua belah mata
yang kosong dari cahaya kehidupan
2007
Aku Bukan Sisifus
aku mengangguk,
bahwa hidup tak semestinya begini terus-menerus
karena aku bukan sisifus
manusia yang terjebak rutinitas
dan nihil kreativitas
tapi kegembiraan hidupnya adalah aku
yang berwujud orang lain
karena ingar-bingar jiwanya seroboti
semangat diri yang telah sekian lama
terpendam di relung-relung ketakberdayaan
2007
Bebatuan Rasa
manusia batu yang memendam kegelisahan di pagi, siang, sore
dan malam hari; hanya sekadar menumpuki diri
dengan jutaan kilogram harta
mencekik inti diri ketuhanan
hingga mati dari sisi kemanusiaan
urat nadi dan hati tak berdegup,
mati merasai kehadiran sisi kemanusiaannya
nafas kepeduliaan di hati sanubari pun tertimbun lapisan ruang
dan waktu; mati tak menjelajahi sisi ketuhanan di kedalaman spiritualitas
pancaroba membentuk hatinya sekeras batu
sembilu yang tak merasai norma, etika dan nilai-nilai kehidupan
rengekan mereka, adalah milik mereka
tak sudi hantarkan kegelisahan manusiawi,
karena telanjur ku menjadi manusia dari bebatuan rasa
yang miskin dari empati
2007