Hidup selalu dihiasi warna-warni aneka ragam. Kadang ada susah, ada juga senang. Kita kerap tertawa, ada juga isak tangis. Ada kemudahan, juga ada kesulitan.
Islam melarang kita berburuk sangka sebab diposisikan dengan kedustaan. Rasulullah Saw. bersabda, “Hati-hatilah kamu terhadap prasangka, karena prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta.” (H.R Muslim).
Nah, ada 3 cara manjur menghilangkan prasangka buruk.
Pertama, mendahulukan prasangka baik daripada prasangka buruk.
Dengan selalu berpikir positif dalam hidup, segala sesuatu yang kita dengar, rasakan dan lihat akan disikapi dengan pikiran positif, sehingga kita selalu menyikapinya dengan lapang dada.
Kedua, mencari alasan-alasan positif saat orang lain melakukan kesalahan.
Dengan alasan ini, kita akan selalu menghargai orang lain yang telah berburuk sangka. Kita akan berpikir bijak, ketika orang lain berbuat salah; boleh jadi kesalahan tersebut dilakukan karena ketidaksengajaan. Jangan pernah mencari-cari kesalahan orang lain.
Ketiga, jauhi keinginan menggali rahasia dan membicarakan aib orang lain.
Keinginan ini akan memicu kita untuk berprasangka buruk. Dari sikap inilah muncul prasangka buruk yang pada akhirnya menimbulkan fitnah. Insyaallah dengan mengikuti tiga langkah ini kita akan terhindar dari bahaya “Prasangka Buruk”.
Allah Swt., berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat [49]: 12).