Lumpur..
Lelumpur yang hitam legam
Membalut hatimu
hingga ari-ari kebijaksanaanmu tak menyatu
dengan jiwa dan tubuh……………………
Semut di pinggir selokan itu terlihat kusut. Rupanya dia tadi malam tak bisa tidur. Badannya super basah. Kepalanya yang mungil tertutup lumpur yang mulai mengering terkena sinar matahari. Ditemani segelas susu madu, ia menatap pilu nan sendu reruntuhan rumahnya yang tergerus gelombang air dari selokan Citanduy.
Sementara aku sibuk membereskan onggokan sampah yang membentuk gunung krakatau steel di halaman rumah. Sesekali kupandangi semut itu dengan rasa haru. Lama-kelamaan muncul rasa iba. Makin lama…makin terasa tetes air mata menggenangi pipiku.
“Ah…cengeng amat kau ini,” bisik sang ego keserakahanku.
“Diammm…tak usah kau ikut campur..” teriakku lantang.
sajak-bukan segumpal daging
Tim Redaksi
Minggu, 25 November 2018 | 02:00 WIB
Last Updated
2022-09-09T01:43:12Z